Rabu, 20 Juli 2011

INILAH YANG SERING TERLUPAKAN BAGI MANUSIA

Saat kita menonton televisi terkadang kita melihat tampilan hilir mudik manusia yang super sibuk. Bekerja keras hingga mengabaikan saudara kita. Tampilan kota yang menawan membuat manusia lupa akan tugas dirinya. Penampilan yang sungguh berbeda dari masyarakat semut kecil ini.

Kiranya pasti kalian pernah melihat pemandangan semut berbaris rapi dan gotong royong. Ada yang mengangkat dedaunan, tangkai pohon kecil, bahkan ada yang mengangkat bersama bagai manusia yang baik. Adapula yang rela menjadi jembatan bagi semut lain. Ada pula yang menjadi pemotong daun juga pula menjadi pengintai dari musuh agar perjalanan semut terasa aman. 

Dengan rela ia mengangkat semua kebutuhan warga semut. Semut tidak pernah berpikir bahwa ia benar-benar tidak membedakan antara kebutuhan untuk anaknya yang akan lahir atau bahkan saudaranya sendiri. Semut juga tidak mengeluh bahwa ia mengangkat beban daun itu seperti orang yang mengangkat karung seberat 30 kg dengan perjalanan 120 km / jam. Penampilan seperti ini terkadang kita sebagai manusia iri ketika melihat saudara kita di luar kota atau bahkan tetangga kita sekalipun yang selalu berebut tentang warisan, bahkan tanah, atau hal lain tentang kehidupan dunia. Saling pukul, bentrok dan berbagai macam tawuran. 
Sungguh malu kita kepada semut yang pada dirinya tidak ada sebutirpun perasaan semut untuk menyakiti saudaranya. Memulai kebaikan yang pertama adalah mulia, mengambil perilaku dari orang lain sebagai cermin adalah baik. Semua perilaku semut yang mencontohkan tentang saling tolong menolong, gotong royong, saling memberi salam, rapi, santun, dan bekerja sama, tidak pilih kasih dalam tugas, konsisten, dan masih banyak lagi. 

Bedakan dengan manusia yang selalu berbuat sewenang-wenang, kasar, individual, egois, bahkan sombong sekalipun pastinya bila kedudukan itu diberikan kepada semut sekalipun pastinya semut juga tidak menolak, sebab semut hanya bekerja sesuai petunjuk Tuhan bila sikap kasar dan jahat ada dalam diri hewan itu hanya sebagai perlawanan diri dan perlindungan dari musuhnya. Selama ini kita hanya disodorkan oleh berbagai tayangan yang kurang mendidik. 

Sikap DPR, tawuran warga, tidak ada rasa kasih sayang kepada sesama. Yang diburu hanya sedikit buaian materi belaka dan kosong dari makna hidup. Namun pastinya kita bersyukur masih diberi Tuhan untuk menyaksikan pelajaran dari binatang kecil ini. Hari ini semua orang lagi krisis kasih sayang. Cobalah bila ingin tahu makna kasih sayang contohlah semut. Datangilah tempat pohon dan semak-semak belukar atau di gunung tempat semut beraktifitas. 

Atau bahkan semut di dinding rumah yang berjajar berkoloni itupun dapat dicerna maknanya. Pantaslah Allah berfirman : Sesungguhnya pada binatang terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal. 

Semoga kita menjadi seperti semut dalam perilaku kita. Saling menyayangi dan menghindari segala keburukan. Dunia ini bukan tempat merusak namun dunia ini tempat berbagi kasih sayang yang menjadi penopang dan energi bagi pengindah kehidupan.

Sekian. Wassalaam..... 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar