Kamis, 04 Agustus 2011

BERMITRA DENGAN ALLAH LEBIH CEPAT SUKSES

Alkisah. Ada dua orang bernama Parmin dan Wijaya. Hari itu mereka berdua habis menunaikan sholat Isya'. Terlintas dalam benak Parmin melihat keadaan Wijaya seperti orang yang kurang bergairah dalam hidup. Parmin secara spontan menyapa "habis sholat  kok malah loyo?". 

Wijaya langsung menyahut : "kamu ini kayak tidak tau urusannya orang yang terlanjur kaya". Ia menjawab dengan sombongnya. Parmin menimbal dengan ucapan : "kamu ini disapa malah marah kalau boleh tau apa sih urusan yang menurut kamu lebih penting itu?

Wijaya menjawab : " gini Par aku tuh bingung semua proposal proyek kerja saya sama sekali ditolak oleh bos, aku tuh sudah nelpon semua kawanku dan alhasil tetep nol apa gak repot kayak gitu. Aku ja sholat masih mikirin bagaimana proyek itu dapat diterima." Parmin menjawab : "Oalah Ya Ya cuman masalah itu ja kok buat kamu loyo?. Wijaya balas dengan kemarahan yang dalam : "lama-lama guwa kesel ma lo yang cuman mojokin aku terus". 
Sabar to sabar eling gusti Allah. (dengan kelembutan dan kepolosannya). Parmin memberi jalan keluar : "Gini Ya dunia itu memang indah tapi kalau membuat kamu sibuk mengejar nanti yang keteteran adalah kamu. Sikapi dunia dengan wajar. Toh dunia itu yang kamu bawa tu kalo pean tahu hanya kain kafan putih dan pusara nama. Sedangkan yang kamu ributin itu hanyalah urusan jalan kencing dan berak paling pol. (Wijaya tambah kesal diceramahi). Terus gimana cara nyelesein biar proyek guwa dapet uang banyak? sahut Wijaya. 

Parmin menimbal jawaban kembali : " Kamu itu kalau sudah bicara uang pasti semangat?". Wijaya menyahut : " O jelas orang hidup pasti butuh duit" mang lo tidak doyan duit Par?. Parmin menjawab: Secukupnya Ya kalau itu ada aku syukuri kalau tidak aku puasa. (menampilkan sikap wibawa dan tidak sombong).  ya iyalah kamu kan miskin jawab sinis Wijaya. Parmin langsung menjawab persoalan inti : gini Ya masalah proposal proyek yang kamu bingungkan itu sejatinya belum kamu sandarkan kepada teman yang Agung yaitu Allah yang memiliki segalaNya. 

Jelas aja Allah marah dengan kamu membuat hancur segala bentuk proposal yang kamu sodorkan kepada bosmu. Lha wong yang punya Allah malah kamu cari temenmu yo ngilang rejekimu. "Kalau dipikir-pikir bener juga" menganggukkan kepala Wijaya. Wijaya mengakui : "memang Par aku baru kali ini sholat berjamaah. Selama ini aku hanya sibuk kerja dari pagi hingga malam bertemu anak istripun sudah dalam keadaan tidur. Aku lalai Par maafin atas segala jawaban kemarahanku. Menyesal Wijaya. Kamu menjadi tempat pelampiasan kemarahan dan kekesalanku. (sahut kembali Wijaya).

Parmin memberi kesimpulan : "Maka dari itu Ya kamu harus banyak-banyak disiplin mengatur waktu proyek, keluarga dan untuk Allah. Mulai sekarang rubahlah pola pikir yang selama ini kamu jalankan. Bila kamu selalu mengejar dunia urusanmu oleh Dia akan dicerai beraikan bahkan bisa hancur proyekmu. Kalau kamu berpikir untuk akhirat Allah akan menghimpun urusan duniamu dan meluruskan segala rencanamu. (dengan nada dakwah yang meresap dalam lubuk hati). 

Lalu Wijaya meneteskan air mata dan meminta maaf kepada Parmin yang telah salah paham menilai diri Parmin. Parmin merangkul Wijaya : aku memaafkan dirimu, dekati Allah curahkan segala kepedihan, rencana, atau kekhilafanmu kali ini kepadaNya. Niscaya Allah melapangkan segala urusanmu. Dan jangan lupa berdzikir dan berdoa agar kamu sadar dan yakin.
Terima kasih Par aku sekarang sadar dari kelemahanku (Nada menyesal paling dalam)

Mungkin ini saja sedikit sekelumit hikmah spesial Ramadhan. Apabila ada kesamaan nama dalam dunia Nyata kami mohon maaf. Ini hanyalah sebuah hikmah pendek syarat akhlaq. Untuk artikel selanjutnya nantikan dengan tema :  PELAJARAN BERHARGA DARI RENUNGAN DI MASJID

Tidak ada komentar:

Posting Komentar