Rabu, 22 Juni 2011

KETAQWAAN MERUPAKAN KEJELASAN PRINSIP TUJUAN HIDUP

Disaat zaman yang telah berubah, ketika semua akses informasi melanda dunia ini. Struktur tatanan masyarakat yang serba kompleks. Media cetak dan media elektronik yang menampilkan ikon serta beribu iklan berupa perniagaan rumah, layanan ponsel, persaingan rating film. Disertai banyolan OVJ, berita reportase, sinetron yang memilukan, bahkan kuis yang menarik. Selain itu pula ditayangkan keadaan orang yang lemah. Seolah bangsa ini hanya bisa dan suka menonton kekurangan orang lain walau tak mampu membantunya.

Acara dakwah yang hanya diberi tampil tayang 1-2 jam dirasa masih kurang untuk memperbaiki keadaan masyarakat yang sudah bergerak terlebih dahulu dalam logika berpikir kolektif akibat pergerakan media digital. Tampilan kekerasan, tawuran, demo, bahkan rebutan warisan sekalipun. Selain itu perdagangan bebas yang tak mengindahkan hukum perdagangan pun ikut dalam membuat kesemrawutan wilayah tata kota. Adanya banjirnya kendaraan kuda besi, polusi pabrik yang tidak diperhatikan membuat tambah masalah lingkungan.
Tayangan sinetron dan ucapan dari kata-kata yang terlontar yang khas telah mempengaruhi gaya hidup pemuda-pemudi kita. Akibat yang dapat dirasakan adalah sirnanya bahasa yang telah disahkan oleh para pejuang kita. Tampilan ketidakjujuran hukum, praktik kolusi, bahkan anggota polisi yang minum narkoba. Serta keacuhan dalam menjunjung tinggi kebenaran telah sirna. Tayangan yang ada di televisi sungguh berbeda dengan keadaan di luar.

Seperti anak-anak jalanan yang masih mencari nafkah, mengabaikan sekolah demi mencari sesuap nasi. Lihat pula bayi seorang petani yang terkena tumor hemocephalus, juga nenek-nenek yang lumpuh jauh dari pantauan tenaga medis. Sangat kontras dengan keadaan kita yang sehat, mampu, dan diberi segala seambrek kenikmatan. Segala sesuatu dipertaruhkan politik semuanya. Kadangkala sifat wakil rakyat disaat genting malah berpikir tentang hal lain.
Kasus Ruyati TKI yang dipancung di Saudi Arabia. Kasus contoh kecil ketidakmampuan kita dalam melindungi TKI sang pahlawan devisa. Selain itu televisi lebih banyak memunculkan hiburan seperti musik pop di inbox, bukannya melarang namun sepertinya musik telah menjadi dewa bagi generasi penerus. Sebuah impian dari masyarakat ketika televisi bisa menjadi sarana pembangunan masyarakat dan membenahi moral. Serta menjadi tempat forum mengubah struktur sosial yang telah ada agar lebih maju.

Adanya teknologi sebetulnya kita harus mengarah kepada kemajuan etika bangsa. Namun keadaan sekarang cenderung menurun drastis saat kita selalu menaruh pendapatan kita kepada asing. Lebih bermartabat bila kita menjadi bangsa yang mandiri, kuat dan teguh. Walau mimpi hanyalah harapan belaka semoga dari peserta didik yang belajar di Indonesia menjadi pemimpin pembaharu memperbaiki bangsa. Tiada lain kitalah yang akan mewarnai segala keributan atau kesejahteraan bangsa ini.
Semua kerusakan di bumi adalah akibat manusia sendiri. Inilah yang perlu diperhatikan dalam memperbaiki sikap kita dari diri sendiri. Lihatlah diri kita dahulu, lontarkan ucapan dari dalam hati yang terdalam apa yang salah dengan diri ini? kiranya sudahkah kita bertaqwa kepada Sang Pembuat Kehidupan?, sudahkah kita saling berbagi dengan manusia? yang ada kebanyakan acuh. Sudahkah kita memberi teladan kepada anak Anda untuk bersikap santun? kebanyakan kita sibuk dengan aktifitas bisnis, nelpon sana-sini hanya berkiblat pada perniagaan. 

Wajar saja saat anak membutuhkan kasih sayang, pertolongan untuk menghadiri acara perpisahan pun orang tua tiada waktu. Orang tua sukanya marah-marah, suruh ini suruh itu. Anak adalah permata. Saat kita membentak kepada mereka berarti kita telah merusak tiang permata, bila kau bohongi sama dengan melapisi permata agar tebal dan menjadikan teladan tabiat semu, bila kau menyakiti secara fisik sama dengan memberikan kenangan pahit kelak ia dewasa. Berbeda bila kau sayangi = membuat jalan ke arah tujuan hidup.
Dari semua paparan diatas kiranya dapat mengambil kesimpulan bahwa sikap manusia yang menyukai kerusakan sejatinya masa lalunya dipenuhi dengan segala kekecewaan, kekasaran, kegelisahan, dan segala penindasan dan macam-macam perangai setan. Sekarang tiba saatnya memasuki wilayah ketaqwaan. Taqwa apakah itu? benarkah taqwa membawa keterbukaan prinsip tujuan hidup? Ikuti penjelasan berikutnya. 

Sebuah jalan yang selalu dicari manusia adalah kebahagiaan, ketika manusia dalam mencari kebahagiaan tidak bertemu di sebagian tempat. Pasti orang akan mencari tempat lain. Namun Islam telah menjawab realita itu. Bahwa kebahagiaan hanya dijumpai saat kita selalu ingat akan Allah. Duduk di masjid, bercengkerama dengan manusia lain dengan lembut. Membicarakan masalah kepentingan umat. Bermuamalat dengan Allah tiada ruginya. 

Manusia yang selalu menghadirkan hati dalam aktifitasnya niscaya mustahil dipersulit urusannya. Yang ada hanyalah kelancaran dan kemudahan serta terbukanya petunjuk Tuhan. Orang yang selalu menguatkan silaturrahim maka akan dipertahankan nikmatnya berupa kelimpahan rezeki. Begitu pula yang senantiasa melanggengkan sholat malam Allah akan pertunjukkan jalan yang terang. Tampilan dunia yang elok dan menarik sekalipun tidak akan membuat orang yang senantiasa ridho akan karunia Tuhan goyah. 

Sebab berpisahnya dunia bagi orang yang bertaqwa adalah kesenangan hakiki. Dunia adalah ladang amal. Perbuatan yang baik akan memunculkan pula kebaikan yang lain sudah menjadi sunnatullah. Kiranya kita harus meneladani Rasulullah manusia sempurna tiada bandingannya.

Berikut ini akan dipaparkan untuk meningkatkan kualitas hidup berpedoman pada taqwa yang memotivasi pada kejelasan prinsip tujuan hidup:

1. Milikilah prinsip Star (Bintang) dalam hal ini Allah
    Semua segala aktifitas yang didasarkan pada niat karena Allah dan sifat nama kesucianNya tidak akan 
    mungkin berani mengotori pada jiwa manusia yang selalu memohon ridhonya.
2. Miliki etika Malaikat
    Integritas dan disiplin yang kuat dan berani serta jujur dalam segala hal.
3. Terapkan isi KITAB
     Berapa banyak orang yang membaca semua surat namun hanya didasarkan pada pahala bukan pada
     standar makna. Agungkan kitab. Dia adalah teman akrab kita. Syafaat di akhir perjumpaan.
4. Teladani akhlaq Nabi dan Rasul
    Banyak sekali para Nabi namun yang familiar dengan kita adalah tiru Rasulullah.
5. Perhatikan QODHO DAN QODAR ALLAH
    Semua sesuai ukuran, dan ukuran ada yang tidak mutlak dapat diubah sesuai petunjuk Ilahi.
6. Yakini Hari Perhitungan
    Informasi ini sering diabaikan bahkan dijadikan film dokumenter, ramalan. Namun semua ini yang tau 
    hanyalah Allah. Kita hanya meyakini adanya saja. Kematian itu saja sudah cukup menunjukkan adanya 
    Hari Perhitungan. Maka siaplah bekal yang banyak dan tingkatkan amal sholeh.

Selain itu kita juga diberi jalan dalam menerapkan ketaqwaan :
1. Syahadat

Petunjuk dan penyelamat dan saksi kita kepadaNya

2. SHOLAT

Gerakan yang dinamis dan berisi doa serta salam terhadap RASUL DAN KELUARGANYA, gerakan yang memberikan makna tunduk dan keberpasrahan diri dalam kesunyian. Perilaku yang telah dijamin Allah anti maksiat. Sebuah keberuntungan bila seseorang menjaga dan meninggal dalam keadaan sholat Allah lebih ridho lebih-lebih setelah taubat sebelum ajal datang.

3. Zakat

Dewasa kini zakat atau infaq penyalurannya ada yang modern lewat ATM atau BAZNAS. Dan yang tradisional melalui amil dan takmir masjid dekat rumah. Shodaqoh tidak hanya identik uang namun bisa berupa makanan, senyuman, tenaga, dan barang yang berguna.

4. Puasa

Menahan diri. Petunjuk ALLAH agar hamba mampu mencapai kedekatan kepadaNya.

5. Haji

Perilaku kesempurnaan dalam agama. Dengan melaksanakan petunjuk Allah dengan datang ke Haramain dan thowaf, sa'i dan lempar jumroh memiliki makna terdalam bagi  kehidupan. Kesenangan yang melebihi dari dunia seisinya. Melihat tampilan makam Nabi serasa ingin berjumpa denganNya. Talbiyah yang mengikat dan menggema di tataran Makkah dan Madinah membuat kerinduan tersendiri bagi pelaksananya. Hanya ridho Allah yang dituju. Predikat Haji Mabrur lah yang selalu diinginkan.

Mungkin sedikit ini saja yang dapat diutarakan. Dengan menyeimbangkan ketaqwaan lewat rukun iman dan rukun Islam kita dapat berorientasi dan memperbaiki segala akhlaq yang masih salah bahkan keliru. Bimbinglah dengan petunjuk Tuhan dan memohon pertolonganNya kita akan selamat. SUCIKAN DIRI

Wallaa hu a'lam bish showab

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar