Minggu, 26 Juni 2011

PELAJARAN DARI SEORANG ANAK MANUSIA BERNAMA BAYI MUNGIL

Wahai saudaraku, setiap dari kita pernah mengalami masa kecil. Kita terlahir dari rahim seorang ibu yang telah berkorban demi kita. Tangisan yang lembut menandakan awal sebuah perjuangan. Tatapan mata pertama kali saat melihat ayah dan bunda kita. Dengan senyuman kita ayah dan bunda kita menghibur jiwa ini.

Menangis adalah harapan kita untuk selalu butuh akan kasih sayang dan terkabulnya keinginan kita untuk memiliki sesuatu. Kecil dan imut dengan jari-jari kecil yang belum tau akan apa-apa. Namun setiap yang melihat selalu sayang. Kadang sifat lucunya membuat gemas yang memegang atau menggendongnya.
Sebuah kontradiksi ketika sebuah keluarga yang memiliki bayi malah menyia-nyiakan. Ada yang dibuang, bahkan dipukul atau bahkan disiram air panas. Ketika sebuah keluarga tak mampu menghidupi anaknya dan melampiaskan kemarahan kepada anak adalah sebuah kejahatan dan kezaliman. Bila seseorang cenderung akan membunuh bahkan menganiaya hasil buah hatinya. Allah telah berfirman : Janganlah kau takut tidak akan memperoleh rizki karena adanya hasil pernikahan kelak Allahlah yang memberi rezeki.

Bukanlah sebuah keinginan dari bayi bila menimpa secuil derita berupa kelainan, melainkan Allah memberikan hikmah bagi bayi dan yang mengasuh. Atau bila ia mati di waktu dini sejak lahir maka dia menjadi pemelihara dari siksa api neraka bagi orang tuanya. Dia belum bisa berjalan, dengan belajar merangkak berusaha keras untuk berdiri dan jatuh. Sekarang ia sudah mulai dapat berbicara dan berdiri. Menginjak sedikit demi sedikit di waktu mulai beranjak menuju ke kanak-kanak ortu kita menyekolahkan kita.
Dengan gaya bicara yang lucu saat membaca "pha pha" mha mha". Lalu masuk usia kanak-kanak saat sudah sedikit bisa sholat. Dengan gaya baca iqro' yang putus-putus "Auzu billaa" papa pun membetulkannya adik bukan Auzu liat mulut papa Audzu. Dengan melihat mulut papanya kita ikut menirukannya. Disaat kita sholat sedang asyiknya melihat kita sholat, terkadang anak kita sudah sujud duluan. Kita patut bersyukur dapat berkumpul dengan anak kita.

Betapa banyak diluar sana tiada waktu untuk bercengkerama bersama dengan keluarga. Kita senantiasa bersyukur bila kita selalu diingatkan pada masa kecil. Bagi bayi kecil adalah wujud dia. Namun makna dari penciptaan dia diiringi dengan doa ortu dan pendampingan malaikat yang senantiasa menjaganya. Kini di saat ia remaja telah mampu dan telah dibentuk segala sifat, karakter dan bahasa ibu yang telah diajarkan kepada kita.
Dalam perkembangan terkadang anak kita menuntut segala hal yang harus dipenuhi, maka strategi ortu adalah mencari celah untuk menahan atau memenuhi anak atau bahkan memanjakannya. Ketika anak di waktu kecil selalu dibentak dan dalam hal akademis tak pernah mendapat juara. Berhati-hatilah karena suatu saat kelak di saat dewasa ia akan berambisi penuh untuk mendapatkan prestasi bahkan bila dihalang-halangi tetap akan menuntut. 

Berbeda bila di waktu kecil segala fasilitas ada, juara akademis tinggi. Atau bila selalu dimanja. Akan sedikit berbeda. Kelak saat berkeluarga Ia selalu merasa puas. Dan cenderung mengukur kepada dirinya sendiri. Anak adalah anugerah Tuhan. Didiklah ia sesuai aturanKu. Bila kau memperhatikan kualitas anak kau akan menemui potensinya. Bila kau mengabaikan kelak kau akan menemui kerusakan pada potensinya. Segala perilaku anak akan didapati pada sedikit banyak terhadap orang tua yang mendidiknya. 
Dan sebagian besar oleh lingkungan. Ketika lingkungan itu sesuai dengan diri anak, maka unsur lain akan diabaikan. Sifat ini biasanya dimiliki bagi anak korban orang tua yang cerai. Lebih menyukai peer group. Menyukai hiburan malam dll. Berbeda pula ketika anak tidak sesuai dengan lingkungan. Anak cenderung akan menarik ke dalam dan mencari makna dalam kehidupan. Ini sering dipakai oleh remaja yang telah mencapai usia 21 th. Tipe anak dewasa akan berbeda saat ia remaja.

Ketika anak telah mendapatkan dasar-dasar kehidupan. Ada 2 sikap yang muncul :
1. Bila unsur-unsur kebaikan dari pengalaman baik dan lingkungan mendukung. Maka hasilnya anak dominan 
    akan baik
2. Bila unsur-unsur kejahatan dari pengalaman buruk dan lingkungan tidak kondusif atau labil anak cenderung 
    berperangai tidak baik, namun bila unsur kejahatan ditopang kondisi lingkungan mendukung sedikit banyak
   akan membuat anak cenderung memperbaiki dirinya. Agar sesuai dengan keadaan dan dapat diterima.

Anak yang suka menentang terkadang masa kecil ia belum merasakan kepuasan untuk mendapatkan kasih sayang. Merasa sendiri dan diabaikan akan hak-haknya. Sikap ketulusan dari orang tua yang menjadi cita-citanya. Bila di masa kecil ia telah dituntun bersanding dengan agama. Terkadang ada kekurangan bila pada diri anak telah terpenuhi segala fasilitas. Dan ia masih juga kurang puas. Bearti ada varian lain yang mempengaruhinya.
Anak tidak dipungkiri selalu membuat jengkel dan lucu, serta kasusnya tak pernah usai selama manusia hidup. Pelajaran manusia selalu berkaitan dengan segala aspek. Allah yang telah jelas berfirman : Bahwa penciptaan manusia dari setetes air yang hina, dari segumpal darah yang berkelanjutan, hingga Allah memberikan keterangan menjadi seorang penentang yang nyata. Keterangan ini menggambarkan bahwa anak dapat memunculkan persengketaan dan kedamaian sesuai dengan apa yang telah diberikan kepada orang tua dan lingkungan.
Perhatikan Masa Kecilnya
Didik dengan baik
Sandingkan dengan Tuhan, Malaikat dan Ilmu
Suruhlah ia menelaah tentang Baca dan Tulis
Pahami kebutuhan anak
Jadikan ia penghibur di masa tua
Nikahkan ia bila telah saatnya
Suruhlah memilih teman yang baik
Bila ia wafat doakan ia, bila ia wafat saat dewasa juga doakan
Tuntutlah berbakti kepada orang tua
Menjadi harapan bagi agama, nusa dan bangsa

Wallaa hu a'lam bish showab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar